Indramayu//insanpenarakyat.com – Keluarga Robi’in, seorang pekerja yang diduga menjadi korban perdagangan manusia, mendesak Presiden Joko Widodo dan pemerintah untuk segera membantu memulangkan Robin yang kini terjebak di Myanmar.
Robin, yang sebelumnya bekerja di perusahaan tekstil sejak September 2023 dengan gaji Rp.16 juta per bulan, dikabarkan dipaksa bekerja sebagai pelaku penipuan online di Myanmar setelah dijanjikan pekerjaan yang berbeda.
Keluarga Robin telah melaporkan kasus ini ke Polda, Polri, dan Komnas HAM. Berdasarkan informasi yang diterima keluarga, Robin bekerja dalam kondisi tidak manusiawi, dengan jam kerja mencapai 18 hingga 20 jam per hari.
“Jika tidak mencapai target, suami saya mendapat hukuman berupa pemukulan dengan balok kayu hingga setrum listrik. Hingga kini, Robin dan puluhan pekerja lainnya belum menerima gaji yang dijanjikan, dan ini menambah penderitaan keluarga kami yang bergantung pada Robin sebagai tulang punggung,” Jelas Yuli. Kamis, (10/10/2024).
Aktivis Solihin, yang juga prihatin dengan situasi ini, menyampaikan bahwa dirinya menerima pesan singkat waktu peringatan hari jadi Indramayu.
“Robin melalui WhatsApp menghubungi saya, pada saat peringatan hari jadi Indramayu. Ia kemudian menyuarakan di hadapan anggota DPRD Indramayu. Solihin juga menghubungi teman teman melalui watsap saat usai rapat paripurna, dan hari ini saya dapat watshaap dari teman di DPR-RI, yang telah mengontak Kementerian Luar Negeri Myanmar guna memulai negosiasi pemulangan Robin serta 37 pekerja lainnya yang senasib.” Ucap Solihin.
Keluarga Robin kini berharap pemerintah bergerak cepat untuk menyelamatkan Robin dan pekerja lain yang menjadi korban perdagangan manusia di Myanmar.
(Supriyadi)