
Indramayu//insanpenarakyat.com – Meninggalnya murid sekolah dasar di Indramayu menjadi sorotan banyak pihak.
Murid kelas 3 SD di Kecamatan Lelea, Indramayu, itu disebut-sebut menjadi korban bullying atau perundungan.
Sebelumnya korban dikeroyok oleh teman-temannya hingga mengalami trauma dan jatuh sakit.
Korban berinisial MUAU (9) kemudian meninggal dunia, umat (7/2/2025) pukul 21.39.
Belakangan diketahui penyebab meninggalnya korban diketahui karena sakit.
Berdasarkan keterangan medis pihak rumah sakit, MUAU diagnosa utama menderita meningoensefasilitis dan diagnosa sekunder status epileptikus.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu, Untung Aryanto, tidak memungkiri korban sebelumnya memang sempat dijahili hingga dipalak oleh temannya.
“Tapi kalau untuk penyebab meninggal bukan karena bullying, karena tidak ada perkelahian seperti yang beredar,” kata Untung, Selasa (11/2/2025).
Untung menyampaikan perihal pemalakan ini sebenarnya sudah diselesaikan oleh pihak sekolah.
Korban dan temannya yang melakukan pemalakan sudah didamaikan. Mereka pun sudah berbaikan.
Namun, setelah berbaikan, korban jatuh sakit kemudian meninggal dunia.
Untung mengatakan, walau penyebab meninggalkan MUAU bukan karena perundungan. Namun lanjut dia, kejadian ini akan menjadi perhatian pemerintah.
Disdikbud Indramayu menekankan kepada seluruh sekolah untuk melakukan pengawasan lebih ketat lagi.
Pengawasan itu wajib dilakukan bahkan saat jam istirahat para murid.
“Jadi sekarang ini saat jam istirahat guru itu harus ada minimal dua orang yang berada di teras sekolah,” katanya.
Untung menyampaikan, guru tersebut harus mengawasi aktivitas apa saja yang dilakukan oleh anak-anak selama berada di lingkungan sekolah.
“Soal instruksi ini, kita lakukan pembinaan langsung ke sekolah, kami meminta sekolah memberlakukan guru piket mulai dari mengawasi anak saat datang ke sekolah, mengawasi anak saat istirahat, dan mengawasi anak saat pulang dari sekolah,” tutur Untung.
(Yusuf R)