Indramayu// insanpenarakyat.com – Tanah Titisara Desa adalah tanah asli milik desa yang berdasarkan asal-usulnya, tanah tersebut diperuntukkan untuk pembangunan desa yang sebenarnya dilelang pada bulan Desember 2025 untuk Masa Garap (MG) 2026-2030, namun mengingat akan ada Pemilihan Kuwu secara serentak pada akhir tahun maka lelang dilaksanakan pada senin, 23-06-2025.

Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, senin (23/06/2025) menggelar lelang Tanah Titisara seluas 17 hektar secara terbuka untuk umum untuk masa garapan MT. 2026-2030.

Sebelum lelang dimulai, Ketua BPD setempat selaku panitia lelang terlebih dahulu menyampaikan tentang keberadaan tanah, dan jumlah tanah Titisara Desa yang akan dilelang.

Ia juga mengungkapkan, “pemenang lelang berhak untuk menggarap tanah Titisara Desa hasil lelang, serta mendapatkan salinan berita acara lelang”. ujarnya.

Selanjutnya, acara yang dipandu Tohari Samsu, yang biasa di sapa pak Aris. itu dilanjutkan dengan proses lelang. Terlihat ada dua orang yang mengikuti lelang tanah Titisara tersebut, mereka adalah, Hamzah dan Tohari.

Kuwu Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu Moh.Mangsur, dalam sambutan singkatanya mengungkapkan. Alhamdullah desa yang dipimpinnya hari ini bisa menggelar lelang tanah Titisara secara terbuka untuk umum.

Menurutnya tanah Titisara yang akan kita lelang ini sebanyak 17 hektar, dimana tanah tersebut berada di blok Payang. “Saya titip kepada pemenang lelang, agar batas tanah Titisara Desa dengan tanah milik Desa harus benar-benar diperhatikan. Sehingga jangan sampai dikemudian hari timbul persoalan,” Ucap Moh. Mangsur, Kuwu Krangkeng.

Ditempat yang sama Camat Krangkeng, kabupaten Indramayu, H.Suminta, S.Sos. mengungkapkan. Dari sebelas desa di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu yang melaksanakan lelang tanah Titisara Desa itu semua berjalan dengan baik dan Desa Krangkeng merupakan Desa yang terakhir.

“Alhamdulillah pelaksanaan lelang Titisara di wilayah kecamatan Krangkeng secara keseluruhan berjalan dengan baik, sukses tanpa masalah dan gunakan nanti untuk kepentingan yang mendesak ,” Ujar Camat Krangkeng Suminta.

Camat Suminta juga berpesan, agar Aset desa ini harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat desa Krangkeng. “Harapannya hasil lelang nanti bisa bermanfaat bagi kemaslahatan ummat, khususnya masyarakat desa Krangkeng,” tandasnya.

Pantauan media IPR.com lelang terbuka yang disaksikan oleh Forkopimcam kecamatan Krangkeng itu, dimulai dengan harga dasar Rp.412 juta. Pada lelang terbuka tampak begitu seru, peserta lelang pun saling kejar mengejar menaikkan harga.

Melihat kondisi itu, panitia dengan semangat menawarkan untuk mencari harga tertinggi. Peserta lelang pun saling kejar untuk menaikkan harga. Akhirnya lelang di menangkan oleh pemenang lelang atas nama Tohari, berhenti di putaran 112 dengan tawaran lelang sebesar Rp.1005000000 miliar, unggul Rp.5 juta dari lawannya Hamzah yang hanya menawar sebesar Rp.1 miliar.

Dalam perkembangan yang sama, pemenang lelang iya berhak menerima biaya rehab 10% dari pemerintah desa, juga harus membayar tanda jadi sebesar 60% dari harga tertinggi, kemudian ditambah prosentase 10% dari harga jadi untuk panitia. Sehingga yang harus dibayar oleh pemenang lelang itu sebesar Rp. 1005000000 miliar, karena berdasarkan musyawaroh semuanya harus dibayar dengan nominal nilai tertinggi.

(Dulyaman)