
Indramayu//insanpenarakyat.com – Pernahkah Anda merasakan ditolak hingga 20 kali hanya karena kondisi fisik? Itulah pengalaman pahit yang dialami Muhammad Dewana Fahrizal, penulis disabilitas asal Indramayu. Meski kerap menghadapi diskriminasi, Rizal sapaan akrabnya tak menyerah. Justru dari pengalaman itu, lahirlah buku terbarunya berjudul Spiritabilitas.
โPernah sampai 20 kali saya di-cancel. Itu membuat saya sadar bahwa disabilitas masih dianggap sebatas seremonial, bukan bagian utuh dari masyarakat,โ ungkap Rizal, Rabu (1/10/2025).
Buku Spiritabilitas baginya bukan sekadar kumpulan kata motivasi, melainkan upaya membongkar stereotip yang masih melekat pada penyandang disabilitas. Rizal ingin publik lebih terbuka, melihat potensi, bukan hanya keterbatasan.
โBuku ini ingin mengajarkan bahwa orang tua harus hadir penuh dalam tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus. Selain itu, publik juga perlu lebih peka terhadap karakteristik disabilitas,โ katanya.
Kritik dan Harapan untuk Pemerintah
Tak hanya masyarakat, Rizal juga menitipkan pesan untuk pemerintah agar lebih berpihak pada penyandang disabilitas. Menurutnya, keberpihakan nyata dibutuhkan dalam dunia pendidikan, lapangan kerja, hingga akses setara di ruang publik.
โSaya berharap pemerintah membuka portal khusus bagi disabilitas untuk tes CPNS. Undang-undang sudah menjamin hak kami, tapi pelaksanaannya masih jauh,โ tegasnya.
Ia mencontohkan, fasilitas ramah disabilitas di Indramayu masih minim, mulai dari jalur khusus difabel hingga tempat wudu di masjid. Banyak lulusan SLB pun kebingungan setelah lulus, karena tidak memiliki keterampilan untuk memasuki dunia kerja.
โKetika lulusan SLB keluar, banyak yang tidak tahu harus ke mana. Mereka tidak punya skill untuk terjun ke dunia kerja. Di sinilah pemerintah wajib hadir,โ pungkas Rizal.
Melalui Spiritabilitas, Rizal tidak hanya menulis kisah inspiratif, melainkan juga mengirim pesan kritik agar penyandang disabilitas tidak sekadar hadir dalam seremoni, tetapi benar-benar mendapat ruang hidup yang layak.
(Yusuf R)